PILKADA TANGSEL 2020
Pengamat: Muhamad Punya Elektoral Bagus, Wajar Diperebutkan Gerinda Dan PSI
Pemilukada SABTU, 11 JULI 2020 , 01:09:00 WIB | LAPORAN: LANI PAHRUDIN
Muhamad diapit Azmi dan Rahayu/Repro
RMOLBANTEN. Baru-baru ini, muncul Surat Keputusan (SK) dari DPP PDI-Perjuangan yang merekomendasi Muhamad dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menjadi bakal calon Walikota dan Wakil Walikota di Pilkada Tangsel 2020.
Meski surat tersebut belum sepenuhnya benar. Karena DPC PDI-Perjuangan Tangsel sejauh ini masih belum buka suara terkait surat tersebut.
Melihat itu, Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan, peluang Muhamad untuk diusung partai besar menang cukup terbuka. Terlebih, Muhamad mempunyai magnet elektoral yang membuat partai politik (Parpol) kepincut akan sosoknya.
"Ya, Muhamad ini kan punya magnet elektoral yah, artinya banyak parpol yang kepincut untuk mengusung," ujar Adi saat dikonfirmasi, Jumat (10/7).
Mengenai, Muhamad akan berpasangan dengan Rahayu Saraswati yang merupakan keponakan dari Prabowo Subianto adalah sebuah wacana. Karena, Adi menilai keseriusan koalisi yang terbangun sejak awal dan cukup lama justru terbangun antara PDI-Perjuangan dengan PSI.
"Nah, belakangan ada wacana baru ketika Gerindra mengusung Rahayu untuk maju. Disitulah kemudian muncul wacana ingin menduetkan Muhamad dengan Rahayu, itu semua serba wacana belum ada yang pasti. Tapi yang jelas koalisi dan keseriusan yang terbangun sejak awal ya dari PDI dan PSI yang mengusung Muhamad," terangnya.
Bahkan menurut Adi, kedekatan PDI-Perjuangan dengan PSI untuk mendukung Muhamad di Pilkada Tangsel cukup intim. Dikarenakan kader internal partai mereka elektabilitasnya tidak semenonjol Muhamad.
"Cuman kan sejauh ini yang bisa dibaca cukup intim dan ditengarai akan dukung Muhamad itu PDI dan PSI, karena memang kader internal PDI itu tidak ada yang semenonjol Muhamad lah kira-kira," tutur Adi.
Lanjut Adi, yang menjadi persoalan saat ini adalah siapa yang akan menjadi wakil Muhamad untuk mengarungi Pilkada Tangsel.
"Cuman kan problemnya sekarang siapa yang mau jadi Wakilnya, apakah dari PDI, apakah dari PSI atau dari Gerindra yang belakangan ini maju. Dan endingnya, tentu saja ini terletak di keputusan partai pusat bukan di level kota lagi. Karena suka tidak suka, ya inilah memang oligarki parpol itu, artinya bahwa partai pusat yang punya kebijakan," demikian Adi Prayitno. [ars]
Komentar Pembaca
Cek Kader Pembelot, Demokrat Tangsel Setia Dukun ...
SELASA, 09 MARET 2021
Nasdem Akui Demokrat Hanya Satu Di Bawah Kepemim ...
SELASA, 09 MARET 2021
Kredibiltas Politik Jokowi Akan Hancur Jika Diam ...
SELASA, 09 MARET 2021
Guru Besar UIN Jakarta: KLB Demokrat Jadi Traged ...
SENIN, 08 MARET 2021
Iti Jayabaya: Elektabiltas Moeldoko Boncos, Kok ...
SENIN, 08 MARET 2021
Senin Pagi Hasil KLB Partai Demokrat Deli Serdan ...
SENIN, 08 MARET 2021