PILWAKOT TANGSEL 2020
Jubir Paslon Muhamad-Saras: Isu Sara Sengaja Dimainkan Karena Ada Yang Panik
Politik KAMIS, 08 OKTOBER 2020 , 04:29:00 WIB | LAPORAN: LANI PAHRUDIN
Foto: Repro
RMOLBANTEN Sikap Lurah Benda Baru, Saidun sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Tangsel yang mengeluarkan politik Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA) sangat mencoreng citra baik ASN.
Terlebih, Tangsel tengah memasuki pesta demokrasi yang menetapkan tiga pasangan calon (Paslon) yakni Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo nomor urut 1, Siti Nur Azizah-Ruhamaben nomor urut 2, dan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan nomor urut 3.
Politik SARA yang dimainkan Lurah Saidun, diduga menyerang dan menyudutkan paslon nomor urut 1.
Menanggapi itu, Koordinator Juru Bicara Pasangan Muhamad-Saraswati, Drajat Sumarsono meyakini, jika isu SARA yang dimainkan Lurah Saidun ada satu gerakan yang sengaja melemparkan bola panas melalui isu SARA.
"Isu SARA yang dimainkan oleh oknum Lurah Saidun, saya meyakininya tidak mungkin berdiri sendiri, pasti ada satu gerakan yang sistematis. Sehingga oknum lurah tersebut berani memainkan isu SARA tersebut," tegas Drajat saat dikonfirmasi, Rabu (7/10).
Bahkan, Drajat juga melihat adanya isu SARA yang dimainkan oleh Lurah Saidun, merupakan bentuk ketakutan akan gerakan masyarakat Tangsel yang menginginkan rezim pemerintahan berganti.
"Isu SARA itu dimainkan karena pihak yang didukung oleh Lurah tersebut sangat panik melihat Gerakan Rakyat Tangsel yang ingin perubahan. Dan perubahan itu hanya bisa terwujud bila rezim pemerintahan berganti. Dan peluang terbesar yang bisa mengganti rezim saat ini ada pada pasangan Muhamad-Saraswati," ungkapnya.
Lebih lanjut, timbulnya politik SARA di Pilkada Tangsel, diharapkan pihak-pihak yang berwenang baik Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Kepolisian bisa memproses serta menyelidiki yang dilakukan Lurah Saidun.
"Saya berharap pihak yang berwenang baik itu Bawaslu dan kepolisian tidak hanya memproses Lurah Saidun saja, tetapi juga menyelidiki siapa itak dibelakangnya yang memainkan isu SARA tersebut," jelas Drajat.
Sebelumnya diberitakan, dalam menghadapi pesta demokrasi di Tangsel, Lurah Saidun diduga melakukan ujaran kebencian terhadap agama yang ditujukan kepada salah satu pasangan calon (Paslon) di Pilkada Tangsel.
Potongan gambar yang tertera dalam aplikasi whatsapp dan sudah tersebar di media sosial, Saidun mengirimkan gambar ke salah satu grup majelis Ta'lim dengan tambahan kalimat kebencian.
"Kata imam besar kita atau Kata Guru ngaji kita, Nasrani adalah Musuh besar kita.. Semua tergantung kita," tulis Saidun di whatsapp grup tersebut.
Bahkan, Saidun kembali menimpalkan salah satu pesan yang masuk di whatsapp grup tersebut yang menyebutkan.
"Karna di Al Quran ga dianjurkan harus memilih putera daerah," ujar alah satu orang yang ada di grup menimpalkan postingan Saidun.
"Barang Siape yang memilih Pemimpin'e Nasrani, maka dia yang memilih tergolong dalam Nasrani.... Takbiiir...," timpal Saidun kembali.
"Kita tanyakan ke Pak Saidun, ko bisa seperti itu. Menurut versi beliau, itu mah dulu saat pengajian. Bukan saat ini. Jauh sebelum ada pilkada seperti ini," ujar Mukroni saat dikonfirmasi, Rabu (7/10).
Namun, jika melihat pesan Saidun di grup whatsapp tersebut tertanggal pada 6 September. Dimana diketahui, pada 6 Semptember merupakan batas pendaftaran pada bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Tangsel ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). [ars]
Komentar Pembaca
Warning Ibas Ke Pengusul KLB: Kami Kompak, Setia ...
SABTU, 27 FEBRUARI 2021
Bupati Serang Dua Periode, Tatu Serukan Pesan Ke ...
SABTU, 27 FEBRUARI 2021
Pengamat: Masa Depan Anies Di Pilpres 2024 Cerah
SABTU, 27 FEBRUARI 2021
Realisasikan Janji Politik, PKS Akan Kawal Progr ...
SABTU, 27 FEBRUARI 2021
Orang Kaya Indonesia Meroket Di Era Pandemi, Riz ...
SABTU, 27 FEBRUARI 2021
DPP Demokrat Pecat Jhoni Allen Dkk Karena Kudeta ...
JUM'AT, 26 FEBRUARI 2021