Ingatkan Sishankamrata, Gatot Nurmantyo: Yang Dilakukan Pangdam Jaya Tidak Mewakili TNI Seluruhnya
Politik JUM'AT, 27 NOVEMBER 2020 , 02:50:00 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo saat menjadi TNI aktif/Net
RMOLBANTEN Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan alah satu doktrin TNI tentang Sishankamrata (Sistem Pertahanan dan Kemanan Rakyat Semesta) sejatinya pasti dipegang teguh oleh setiap prajurit TNI.
Artinya, jika ada yang melanggar Sishankamrata maka dia bukan mewakili TNI.
Hal itu disampaikan Gatot Nurmantyo menyikapi insiden pencopotan baliho pimpinan ormas FPI Habib Rizieq Shihab di sejumlah titik beberapa waktu lalu.
"Prajurit TNI punya sumpah prajurit, setia kepada NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, tunduk kepada hukum dan teguh disiplin keprajuritan. Taat kepada atasan dengan tidak melanggar perintah dan putusan," tegasnya saat jumpa pers daring acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), pada Kamis (26/11).
"Yang jelas perlu saya sampaikan bahwa doktrin TNI Sishankamrata. Sehingga apa yang disampaikan oleh siapapun juga. Kalau melanggar itu dia bukan mewakili TNI," imbuh Gatot.
Gatot lantas menyinggung pernyataan Pangdam Jaya yang sempat menyebut FPI bisa saja dibubarkan karena satu dan lain hal. Menurut Gatot, TNI dan FPI tidak mungkin bermusuhan karena orang-orang FPI adalah warga negara Indonesia juga.
"Apapun keputusannya TNI tidak mungkin bermusuhan dengan FPI. Apa latar belakangannya? FPI maupun Habib Rizieq mereka adalah warga negara yang dilindungi hukum dan tidak cacat hukum," tegas Gatot yang juga Presidium KAMI ini.
"Kecuali disampaikan FPI esktrem kanan yang dilarang di Indonesia, nah itu baru bermusuhan. Kalau tidak, tidak ada alasan!" imbuhnya menegaskan.
Gatot menyebut TNI sangat membutuhkan rakyat karena TNI berasal dari rakyat Indonesia. Bukan justru menggunakan Panser untuk menurunkan baliho disejumlah titik di Jakarta beberapa waktu lalu.
"Jangan membawa nama TNI dengan kejadian yang dilakukan Pangdam Jaya dengan menurunkan baliho menggunakan Panser," kata Gatot.
"TNI masih seperti dulu, rakyat adalah ibu kandungnya dan TNI perlu rakyat. Karena untuk mempertahankan NKRI adalah kebersamaan rakyat dengan TNI yang sama-sama berjuang mengamankan bangsa ini bersama-sama," sambungnya.
"Jadi, saya ulangi, tolong pisahkan apa yang dilakukan Pangdam Jaya itu tidak mewakili TNI seluruhnya," demikian Gatot lagi menekankan. [dzk]
Komentar Pembaca
Hensat: Bukan Malah Dilaporkan, Ramalan Mbak You ...
SENIN, 18 JANUARI 2021
Gubernur WH: Meski Beda Keyakinan, Listyo Sigit ...
MINGGU, 17 JANUARI 2021
Tiga Calon Ketua DPD PAN Kabupaten Tangerang Bak ...
SABTU, 16 JANUARI 2021
Politisi Demokrat: Adakah Mensos Blusukan Ke Kal ...
SABTU, 16 JANUARI 2021
Dua Abuya Kharismatik Banten Percaya Listyo Sigi ...
JUM'AT, 15 JANUARI 2021
Gelorakan Revolusi Akhlak, Habib Rizieq: Stop Ke ...
JUM'AT, 15 JANUARI 2021