Serangan Virus Corona Bak Kuda Trojan, Happy Hypoxia Sasar OTG
Kesehatan JUM'AT, 01 JANUARI 2021 , 22:22:00 WIB | LAPORAN: RMOL NETWORK
Ilustrasi/Net
RMOLBANTEN Di tengah pandemi Covid-19, istilah 'happy hypoxia' menjadi sering muncul. Happy hypoxia sendiri merupakan kondisi di mana kurangnya jumlah oksigen di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala.
Happy hypoxia pada Covid-19 ini kerap dialami oleh orang tanpa gejala. Mereka terpapar virus corona, namun daya tahan tubuhnya masih sangat baik.
Dokter rehabilitasi dari RSUP Persahabatan, dr. Siti Chandra Widjanantie, Sp.KFR (K) menjelaskan, virus corona masih berdiam diri di tubuh orang tanpa gejala.
"Itu Covid berdiam di dalam tubuh seperti halnya kuda trojan. Jadi dia diam, lalu cari kesempatan bereplikasi," ucap dr. Siti dalam Bincang Sehat bertajuk 'Rehabilitasi Pasien Covid-19, Seberapa Penting?' pada Jumat (1/1).
"Dia bereplikasi menggunakan bahan baku glukosa. Kalau orang tinggi gula, ya senanglah dia (virus corona) bereplikasi berulang-ulang. Atau misalnya orang itu komorbid diabetes, ya dia replikasi lebih banyak," jelasnya.
Tetapi, kata dr. Siti, ketika pertahanan dalam tubuh melemah, maka virus corona akan menang. Tetapi ketika itu terjadi, virus sudah menyebar, bahkan hingga jutaan, ke saluran respirasi.
"Ada juga yang masuk ke saluran napas atau pencernaan. Saat itu terjadi, saat kekalahan terjadi, mulai ada gangguan saturasi tapi kita merasa tidak apa-apa," lanjutnya.
Pada orang normal, saturasi oksigen harus berada di atas angka 95 persen. Dalam kondisi lelah setelah olahraga, saturasi mencapai 96-97 persen.
Sementara untuk orang-orang yang mengalami happy hypoxia, paru-paru kesulitan menarik oksigen dan menukarnya dengan karbon dioksida. Bahkan otaknya sendiri, kata dr. Siti, lambat mendeteksi hal tersebut.
"Karena memang prosesnya cepat. Jadi kalau kita (normal) kekurangan oksigen, pusat di otak itu akan memerintahkan untuk bernapas lebih banyak, sehingga kita akan tersengal-sengal untuk mengambil oksigen," tutur dr. Siti.
Tetapi pada orang happy hypoxia, proses tersebut terganggu karena prosesnya cepat terjadi. Alhasil, mereka akan pusing atau bahkan tidak sadarkan diri. [dzk]
Komentar Pembaca
PMI Banten Ajak Penyintas Covid-19 Donor Plasma ...
KAMIS, 21 JANUARI 2021
Gawat! Alat PCR Covid-19 Di Labkesda Tangsel Rus ...
RABU, 20 JANUARI 2021
Presidium FSPP Banten: Kalau Ada Kyai Kabur Tida ...
SELASA, 19 JANUARI 2021
WH: Data Pasien Positif Covid-19 Harus Dipublika ...
SENIN, 18 JANUARI 2021
Meramu Obat
JUM'AT, 15 JANUARI 2021
Punya 'Darting', Walikota Serang Gagal Divaksin ...
JUM'AT, 15 JANUARI 2021