Edukasi Masyarakat Bijak Bermedsos, Budi Gunawan Luncurkan Buku 'Demokrasi di Era Post Truth'
Pendidikan SABTU, 11 DESEMBER 2021 , 00:44:00 WIB | LAPORAN: FIRMANSYAH
Peluncuran Buku 'Demokrasi di Era Post Truth' karya Kepala BIN Budi Gunawan/Ist
RMOLBANTEN Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Prof Jenderal (Purn) Budi Gunawan baru saja meluncurkan buku berjudul 'Demokrasi di Era Post Truth'. Buku tersebut, mendapat sambutan baik dari kalangan influencer.
YouTuber Atta Halilintar salah satu yang memuji karya Kepala BIN itu.
Menantu Musisi Anang Hermansyah itu berpendapat, buku yang ditulis oleh Budi Gunawan itu memberikan pelajaran terkait bermedia sosial, terutama dalam belajar menyaring informasi dan tidak mudah percaya dengan hoax.
"Buku karya dari Prof Jenderal (Purn) Budi Gunawan ini sangat luar bisa. Zaman sekarang sangat perlu kita belajar agar tidak jadi tangan-tangan hoax," ujar Atta dalam acara peluncuran di Kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (10/12).
Di era kekinian, kata Atta, memang cukup sering menemukan berita bohong di berbagai platform media sosial. Bagi dia, pengguna Medsos penting dan perlu mencerna serta memilih informasi secara bijaksana.
"Tinggal gimana kitanya sebagai anak muda bisa memilih-milih, melihat berita yang bagus dan engga, serta mencernanya. Jangan langsung gampang nge-post, itu bisa berakibat fatal untuk bangsa kita juga," terangnya.
Buku karya Budi Gunawan itu bagi Atta memiliki pesan agar masyarakat lebih teliti dalam membaca informasi. Selain itu, buku tersebut juga memiliki bahasa yang ringan dan mudah dipahami, serta memiliki visual yang menarik.
"Maka penting sekali buku ini dibaca untuk anak-anak muda, karena banyak sekali pelajaran di dalamnya seperti perkembangan media sosial dan ada algoritmanya. Yang anak muda inginkan seperti bahasa yang ringan, ada gambar, dan lainnya ada di sini," terangnya.
"Buku Demokrasi di Era Post Truth cocok untuk anak muda pada masa ini, untuk Indonesia lebih baik," pungkasnya.
Adapun buku tersebut membahas tentang disinformasi di era post-truth sebagai ancaman kesehatan demokrasi elektoral.
Buku ini juga menyoroti pasal keyakinan personal yang lebih penting daripada fakta objektif dalam membangun opini publik, sehingga antara kebohongan dan kebenaran sulit diidentifikasi. [ars]
Komentar Pembaca
Keren! ITB Ahmad Dahlan Jakarta Luncurkan Metave ...
MINGGU, 15 MEI 2022
1.000 Mahasiswa UPG Diterjunkan, Bupati Tatu: Bi ...
RABU, 11 MEI 2022
Libur Sekolah Di Tangsel Diperpanjang, Ini Sebab ...
SABTU, 07 MEI 2022
Kasihan! Ratusan Guru Di Tangsel Terima THR Cuma ...
SABTU, 30 APRIL 2022
Dibumbui SPG Yakult, Hanif-Sarah Terpilih Presid ...
SELASA, 19 APRIL 2022
Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Kalbis Institute ...
SELASA, 19 APRIL 2022